Indonesia kini menjadi negara dengan tingkat kedaruratan narkoba yang cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan angka pengguna narkoba dan angka kematian akibat narkoba yang cukup tinggi.
Deputi Pemberantasan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Irjen Pol Arman Depari menyebutkan, saat ini sekitar 2,2 persen dari total 262 juta jiwa penduduk Indonesia, telah terkontaminasi narkoba. Padahal secara internasional, suatu negara dinyatakan darurat narkoba jika 2 persen penduduknya telah mengkonsumsi narkoba.
Bahkan sebayak 37-40 orang di Indonesia, meninggal dunia setiap harinya akibat dampak buruk narkoba.
"Memang tidak secara langsung, tapi sebahagian besar meninggal karena penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi narkoba,"kata Arman saat mengisi sesi diskusi publik yang digagas Forum Jurnalis Medan dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), di Kampus UISU Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Jumat (11/5/2018).
Arman menyebut, selain Jakarta, Pantai Timur Sumatera menjadi daerah yang pling rawan peredaran narkoba. Mulai dari Aceh hingga lampung. Penyebabnya, masih banyak pelabuhan-pelabuhan tikus yang menjadi sasaran masuknya narkoba dari luar negeri.
"Sasaran yang paling besar, daerah transit yang paling banyak, adalah Sumut, karena banyaknya pelabuhan ilegal dan juga pegawasan di garis pantai kita yang relatif lemah," ungkapnya.
Arman mengaku BNN sudah banyak melakukan koordinasi antar instansi. namun sayangnya, instansi lain tampaknya beum menjadikan pemberantasan narkoba sebagai agenda utama.
"Banyak instansi yang belum satu visi. Kita sudah berupaya untuk kerja sama, dari bea cukai, angkatan laut, kementrian kemaritiman, kementrian perikanan, mungkin ini kelihatannya belum begitu padu.Sedangkan BNN sendiri tidak puntya peralatan lengkap. Apalagi BNN walaupoun sekarang menjadi leading sector, tetapi belum menjadi sentral of command," katanya.
Arman tidak menampik kalau BNN dengan instansi lainnya belum punya perpaduan apik untuk memberantas narkoba. "Ini memang belum padu, dan masih ada ego-ego sektoral. Ini yang akan kami padukan, termasuk dengan para civitas akademika," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment