Dua remaja muslim di India mengalami nasib nahas ketika membawa ternak sapi dalam truk. Keduanya dicegat dan dibunuh oleh sekelompok orang Hindu diduga menganggap sapi sebagai hewan yang suci.
Kedua remaja dibunuh itu bernama Anwar Hussain dan Hafizul Syekh (keduanya 19 tahun). Menurut perwakilan Kepolisian Negara Bagian Bengal Barat, Amitabha Maity, keduanya dihabisi setelah sekelompo preman menggeledah isi truk mereka yang ternyata mengangkut sapi ternak saat melintas di Distrik Jalpaiguri.
Hussain dan Syekh sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi petugas medis menyatakan keduanya sudah meninggal saat tiba. Maitu menyatakan polisi sedang memburu pelaku.
Kalau ada kemungkinan sapi itu ilegal, mereka kan bisa melapor kepada polisi dari pada main hakim sendiri. Kami masih mengusut apakah pembunuhan itu dilakukan spontan oleh warga desa, atau diorganisir kelompok tertentu, kata Maity.
Peristiwa pembunuhan itu adalah salah satu dari sekian aksi kekerasan dilakukan preman Hindu terhadap warga muslim. Juni lalu, tiga lelaki muslim digebuki hingga tewas karena diduga mereka mencuri ternak.
Menurut catatan, 30 orang sebagian besar Islam dibunuh dalam 65 peristiwa gara-gara masalah sapi sejak tujuh tahun lalu. Serangan semakin gencar setelah partai Bharatiya Janata beraliran Hindu nasionalis berkuasa mulai 2014.
Penduduk memeluk Islam di India hanya 14 persen dari jumlah keseluruhan warga sekita 1,3 miliar. Sedangkan warga Hindu merupakan mayoritas mencapai 80 persen. Maka dari itu, pada sebagian besar negara bagian mayoritas Hindu, penymbelihan dan mengkomsumsi daging sapi dilarang keras. Sebab, sapi pemeluk Hindu menganggap sapi adalah hewan suci.
Melihat aksi kekerasan terus terjadi, Perdana Menteri Marendra Modi menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. Merenggut nyawa orang lain hanya gara-gara sapi tidak dibolehkan. Namun hal itu diduga hanya sebatas ucapan karena dalam pratiknya kelompok Hindu ekstrim masih melakukan aksi kekerasan.
Aksi kekerasan dilakukan preman di banyak negara bagian dengan alasan melindungi sapi terhadap kaum minoritas terus terjadi, dan seolah tak tersentuh hukum. Belum ada satu orang pun diadili terkait kejahatan itu, kata kritikus Pradip Bhattacharya.
No comments:
Post a Comment