Bagi beberapa orang, tantangan menyantap makanan pedas jadi seperti tantangan olahraga ekstrem. Tapi seorang blogger video mendapatkan tantangan yang menyebabkan dia tuli selama 2 menit.
Dikutip dari Livescience.com pada sabtu ( 19/8/2017 ), blogger bernama Ben Sumadiwiria mengunggah video dirinya menyantap "bakmi maut" di Indonesia pada akhir tahun 2016.
Sumadiwira bukan penakut terhadap makanan pedas. Kepada LiveScience ia mengaku meracik sambal sendiri dan menyantap acar cabai sebagai camilan.
"Wah, saya tidak bisa mendengar apa-apa," katanya dalam video sesaat sebelum mengguyur kepala dengan air.
Menurut pemuda itu, "Perihnya naik hingga ke telinga saya, bahkan telinga saya itu sampai tersumbat."
Bakmi yang disantapnya di Indonesia diracik dengan beberapa cabai Thailand. Cabai jenis itu sangat pedas dengan angka 100 hingga 225 ribu satuan panas menurut skala Scoville.
Skala Scoville digunakan untuk mengukur tingkat kepedasan. tingkat kepedasan di angka 100 hingga 225 ribu membuktikan bahwa cabai itu 45 kali lebih pedas daripada cabai jalapeno.
Zat Kimia Penghalau Jamur
Zat penyebab pedas dalam cabai dikenal sebagai capsaicin dan dikembangkan oleh tumbuhan sebagai penangkal jamur.
Capsaicin menimbulkan iritasi pada sel-sel manusia, terutama selaput lendir pelapis mulut, tenggorokan, perut, dan mata.
Hanya jumlah yang sedikit pun bisa menyebabkan sensasi terbakar karena reseptor nyeri pada selaput bereaksi terhadap penyebab iritasi itu.
Tubuh manusia berupaya melindungi diri dengan beberapa cara, misalnya menghasilkan ingus dan air mata untuk membentuk lapisan antara tubuh dengan capsaicin.
Tubuh juga menyebar hormon endforfin untuk menahan penyebaran rasa sakit hingga mulut terkadang mati rasa.
Dampak mati rasa itulah yang menyebabkan capsaicin terkadang dipakai sebagai pereda nyeri kronis, demikian menurut Dr. Michael Goldrich dari Robert Wood Johnson University Hospital di New Jersey.
Krim capsaicin pertama-tama meningkatkan rasa nyeri dan terbakar, tapi kemudian segera menghambat syaraf-syaraf penghambat nyeri.
Kenapa Bisa Tuli Sementara ?
Ada beberapa alasan mengapa orang bisa mengalami sensasi kehilangan pendengaran setelah menyantap makanan pedas.
Tenggorokan dan hidung terhubung dengan saluran Eustachius yang membantu menyamakan tekanan dalam telinga bagian dalam.
Ketika hidung mengeluarkan banyak ingus, cairan itu bisa menutup saluran Eustachius, demikian menurut Goldrich kepada Live Science.
"Sebagai tanggapannya, orang merasa bahwa pendengeran berkurang."
Fenomena itu sama dengan terendamnya pendengaran ketika kita menderita flu berat.
Kemungkinan lain penyebab hilangnya pendengaran adalah dampak stimulasi berlebih pada syaraf-syaraf trigeminal, demikian menurut Dr. Sam Marzo.
Dr.Marzo adalah kepala Departement of Otolaryngology di Loyola Medicine dan juga seorang pakar hilangnya pendengaran.
Syaraf trigeminal memberikan sensasi dan kendali motor pada mulut dan wajah. Syaraf itu juga menghubungkan syaraf koklea yang bertanggung jawab mengirimkan informasi suara, demikian menurut Marzo kepada Live Science.
Rangsangan berlebih pada syaraf itu mengubah aliran darah pada syaraf koklea sehingga mengakibatkan tuli sementara, kata Marzo lagi.
No comments:
Post a Comment